Selasa, 04 Januari 2022

Reino Barack, Reinkarnasi dari Jepang

Reino Barack, Reinkarnasi dari Jepang

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot, Reino Barack Foto: Muhammad Ridho

Agen Idn Sports - Nama Reino Barack hari ini dikenal baik oleh publik sebagai pengusaha dan suami dari penyanyi kenamaan, Syahrini. Mundur jauh ke masa lalu, tidak banyak yang mengetahui siapakah sosok bernama asli Reino Ramaputra Barack itu.

Agen Idn Sports ingin memenuhi rasa ingin tahu publik yang menggebu-gebu meski tanpa diucapkan. Jadilah, di sebuah malam di tempat bernama Plataran Kinandari di Kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Agen Idn Sports bertemu dengan Reino Barack. Dia bersedia meluangkan waktunya di tengah kegiatan syuting sebuah acara televisi.

Tampil kasual dan necis malam itu, Reino Barack bernostalgia menceritakan masa kecilnya yang berpindah-pindah sekolah dan bagaimana dia dibesarkan.

"I grew up in private Islamic school. Keterbatasan saya adalah bahasa, karena saya nggak bisa ngomong bahasa Indonesia lancar. Mungkin baru lancer kelas 3-4 SD. Bapak saya half Jepang, half Kalimantan. 

Ibu saya 100% orang Jepang, di rumah juga bahasa Jepang. Apa yang saya nonton itu konten Jepang yang dibawa om saya, anime, game show, talk show, adapun Slot pulsa tanpa potongan. Begitu seringnya ke Jepang, bisa hampir tiap bulan karena nenek saya juga masih hidup di Jepang," Reino membuka ceritanya.

"SMA saya pindah ke boarding school di Slot pulsa tanpa potongan Swiss. SMA di Swiss itu priceless, karena itu memori yang luar biasa melekat. Di sana ngerasain semuanya baru, suasana baru, guru baru, tempat tidur baru, nyuci baju sendiri. Saya ingat di sana dibangunin pagi pakai panci kaya militer. Very strict, they don't joke around. Tidur-bangun semua diatur. Setelah itu kuliah saya ke Perancis, di sana 10 tahun, baru kembali ke Indonesia," sambung Reino.


Reino BarackReino Barack Foto: Muhammad Ridho

Dari ceritanya, Jepang ternyata tidak pernah menjadi tempat masa kecil dan remajanya. Faktanya, di usia sekitar 22 tahun, barulah Reino menetap di Jepang selama beberapa tahun untuk bekerja di sebuah bank. "We connected by blood," celetuknya.

Mungkin bisa dikatakan, kakeknya,Agen Idn Sports Omar Barack, yang memulai hubungan Jepang-Indo dalam keluarga besarnya. Berkuliah di Waseda University, Omar mempersunting seorang perempuan Kyoto. Jika ditelusuri lebih jauh, Omar Barack menjadi salah satu orang yang dianggap pahlawan karena mengobarkan semangat nasionalisme Indonesia lewat profesinya sebagai penyiar radio di Tokyo pada sekitar tahun 1940-an.

"Kakek sangat melawan Belanda, sangat tidak suka dengan penjajahan Belanda. Saya nggak ingat lagi sih dia cerita apa saja, saya cuma ingat sering diminta cabutin ubannya, but I spend time with him. Kami panggilanya Kai (kakek dalam bahasa Banjar), meninggal waktu saya umur 18 tahun. Kita sudah pergi ke mana-mana, ke Disneyland, ke onsen (pemandian air panas di Jepang)," kenang Reino.

Begitu eratnya Jepang dalam kehidupan Agen Idn Sports Reino, dia selalu merasa bahwa dia adalah hasil reinkarnasi dari orang Jepang. "Ini bukan maksudnya berlebihan, tapi dari kecil, ketika sampai di sampai di Jepang, keluar bandara, hirup udara langsung rasanya "I am home. Kayanya jiwa saya sebelum dilahirkan itu orang Jepang. Kaya ikan balik ke laut. Sekarang karena pandemi, I'm terribly miss japan, miss my grandma, miss my food," kata pria 37 tahun itu lagi.

Bicara Jepang tidak sah kalau kita tidak menanyakan sedikit trivia terkait beberapa tontonan dari negeri sakura itu yang terkenal di Indonesia. Kita mulai dari Studio Ghibli yang menurut Reino, bagi orang Jepang sendiri film-film Ghibli layaknya film kebangsaan dan kamus nasional, ditonton ribuan kali, dijadikan obrolan sehari-hari.

"I grew up with Ghibli, dulu sebelum 'Totoro', ada 'Panda! Go Panda!', ceritanya sama. Sudah kaya 'Unyil' buat kita. Anehnya, waktu saya di Paris, ada film Ghibli tahun 70an yang diputar di bioskop dan itu booming. Saya kaya orang dari masa depan. Ghibli itu ada di langit ke-7, sama seperti 'Doraemon', 'Dragon Ball'."

Sebuah pertanyaan cepat dilontarkan, pilih 'Dragon Ball' atau 'One Piece'? Dengan cepat juga dia menjawab, "'Dragon Ball', lah. No debate," jawabnya sambil tertawa. "Sekarang saya lagi nonton 'Ultraman' di Netflix. Jenius, saya sampai tulis email ke Bandai to congratulate," sambungnya.
Baca juga:
Reino Barack Ingin Kontribusi Banyak untuk Pendidikan Indonesia

Tumbuh dengan berpindah sekolah dan negara, mengalami berbagai campuran budaya, pria kelahiran 21 Juni 1984 itu tetap memegang teguh ajaran keluarganya atas disiplin agama. Memang banyak cerita tersiar, agama menjadi sangat penting bagi keluarga besar mereka, konon katanya, terlihat dari bagaimana mereka selalu mengistimewakan musala di berbagai tempat usaha Slot pulsa tanpa potongan yang dimiliki.

"Iya, itu benar. agama is one of the most important elements di keluarga saya. Kami bisa dikatakan taat islamnya, but rational. Bapak saya selalu bilang, jadilah orang baik yang menganut ilmu Islam. Dulu inget banget, kalau waktunya Salat Subuh itu selimutnya ditarik, dikelitikin, disiram air, all kind of tricks yang penting bangun. Seperti itulah saya memulai hari," cerita Reno sembari tertawa.

"Secara general saya dibesarkan normal saja. Bapak figur yang menonjol, kuat karakternya, leadership, good muslim, big hearted individual. Not only coming from me as son, tapi banyak orang yang saya temui. Ibu saya sangat angelic, very lovely," lanjutnya lagi.


Reino BarackReino Barack Foto: Muhammad Ridho

Kesederhanaan Reino dalam bersikap tercermin lugas sepanjang wawancara. Tidak ada intimidasi dari nada bicaranya, walaupun kita sama-sama tahu bahwa hanya orang dengan privilese ekonomi yang bisa menjalankan. Padahal, tidak sampai 1 menit, hanya dari internet, siapapun dapat mengetahui bahwa Reino Barack adalah seorang konglomerat.

"I feel like a normal person. Okay, kita talking about facilities itu soal materi di dunia ini. Tapi menurut saya, apa yang seharusnya dipikirkan, mengapa orang selalu menghubungkan uang sebagai lambang kesuksesan? Padahal sebenarnya, orang yang kaya itu apabila dia sudah memiliki hal yang uang tidak bisa beli. Misalnya, waktu, kebahagiaan. Karena banyak hal yang sepatutnya membuat kita bahagia itu free. Orang bahagia belanja berapa menit sih? Berapa jam, berapa hari?"

"Kita talk real ya, misalnya waktu saya 12 tahun berangkat ke Swiss, mana kita ngerti itu privilese. School fee berapa, asrama, makan. Tapi ya apakah itu dikonsider sebagai privilese? Definitely, yes. Waktu menjalankan itu yang kita nggak ngerti, yang penting belajar, nilai bagus, orangtua senang, gue nggak dimarahin."

"Tapi, ya okay, mungkin saya bisa ngomong begini karena saya tidak ada di status tidak harus memikirkan besok makan apa. Jika saya ada di posisi sebaliknya, saya juga tidak tahu apakah saya bisa bicara seperti itu atau tidak. Satu hal, what I'm definitely not is power hungry. Saya tidak haus kekuasaan. Kalaupun saat bapak saya punya kekuasaan, kakek saya, tapi itu bukan sesuatu yang kami targetkan. Itu sesuatu yang by nature," jelasnya Reino panjang.

Dengan latar belakangnya itu, Slot pulsa tanpa potongan kemudian menanyakan, lantas, seberapa nakal dirinya di masa-masa sekolah dan remajanya itu?

"Ya paling berantem, saya berantem sama orang Turki, orang Arab. But I was the Prom King di SMA, not to brag, tapi okelah," tutupnya sembari tertawa.

Kepada Agen Idn Sports, Reino Barack juga menceritakan kehidupannya percintaannya, sebelum dan setelah menikah. Pandangannya terhadap bisnis saat ini yang berfokus pada dunia digital, seta apa yang ingin diwarisknya jika meninggal nanti. Selengkapnya, tetap di Agen Idn Sports.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar