Reino Barack, Reinkarnasi dari Jepang
M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot, Reino Barack Foto: Muhammad Ridho
Agen Idn Sports - Nama
Reino Barack hari ini dikenal baik oleh publik sebagai pengusaha dan
suami dari penyanyi kenamaan, Syahrini. Mundur jauh ke masa lalu, tidak
banyak yang mengetahui siapakah sosok bernama asli Reino Ramaputra
Barack itu.
Agen Idn Sports ingin memenuhi rasa ingin tahu publik yang
menggebu-gebu meski tanpa diucapkan. Jadilah, di sebuah malam di tempat
bernama Plataran Kinandari di Kawasan Cilandak, Jakarta Selatan,
Agen Idn Sports bertemu dengan Reino Barack. Dia bersedia meluangkan waktunya
di tengah kegiatan syuting sebuah acara televisi.
Tampil
kasual dan necis malam itu, Reino Barack bernostalgia menceritakan masa
kecilnya yang berpindah-pindah sekolah dan bagaimana dia dibesarkan.
"I
grew up in private Islamic school. Keterbatasan saya adalah bahasa,
karena saya nggak bisa ngomong bahasa Indonesia lancar. Mungkin baru
lancer kelas 3-4 SD. Bapak saya half Jepang, half Kalimantan.
Ibu saya
100% orang Jepang, di rumah juga bahasa Jepang. Apa yang saya nonton itu
konten Jepang yang dibawa om saya, anime, game show, talk show, adapun Slot pulsa tanpa potongan.
Begitu seringnya ke Jepang, bisa hampir tiap bulan karena nenek saya
juga masih hidup di Jepang," Reino membuka ceritanya.
"SMA saya
pindah ke boarding school di Slot pulsa tanpa potongan Swiss. SMA di Swiss itu priceless, karena
itu memori yang luar biasa melekat. Di sana ngerasain semuanya baru,
suasana baru, guru baru, tempat tidur baru, nyuci baju sendiri. Saya
ingat di sana dibangunin pagi pakai panci kaya militer. Very strict,
they don't joke around. Tidur-bangun semua diatur. Setelah itu kuliah
saya ke Perancis, di sana 10 tahun, baru kembali ke Indonesia," sambung
Reino.
Reino BarackReino Barack Foto: Muhammad Ridho
Dari
ceritanya, Jepang ternyata tidak pernah menjadi tempat masa kecil dan
remajanya. Faktanya, di usia sekitar 22 tahun, barulah Reino menetap di
Jepang selama beberapa tahun untuk bekerja di sebuah bank. "We connected
by blood," celetuknya.
Mungkin bisa dikatakan, kakeknya,Agen Idn Sports Omar
Barack, yang memulai hubungan Jepang-Indo dalam keluarga besarnya.
Berkuliah di Waseda University, Omar mempersunting seorang perempuan
Kyoto. Jika ditelusuri lebih jauh, Omar Barack menjadi salah satu orang
yang dianggap pahlawan karena mengobarkan semangat nasionalisme
Indonesia lewat profesinya sebagai penyiar radio di Tokyo pada sekitar
tahun 1940-an.
"Kakek sangat melawan Belanda, sangat tidak suka
dengan penjajahan Belanda. Saya nggak ingat lagi sih dia cerita apa
saja, saya cuma ingat sering diminta cabutin ubannya, but I spend time
with him. Kami panggilanya Kai (kakek dalam bahasa Banjar), meninggal
waktu saya umur 18 tahun. Kita sudah pergi ke mana-mana, ke Disneyland,
ke onsen (pemandian air panas di Jepang)," kenang Reino.
Begitu
eratnya Jepang dalam kehidupan Agen Idn Sports Reino, dia selalu merasa bahwa dia
adalah hasil reinkarnasi dari orang Jepang. "Ini bukan maksudnya
berlebihan, tapi dari kecil, ketika sampai di sampai di Jepang, keluar
bandara, hirup udara langsung rasanya "I am home. Kayanya jiwa saya
sebelum dilahirkan itu orang Jepang. Kaya ikan balik ke laut. Sekarang
karena pandemi, I'm terribly miss japan, miss my grandma, miss my food,"
kata pria 37 tahun itu lagi.
Bicara Jepang tidak sah kalau kita
tidak menanyakan sedikit trivia terkait beberapa tontonan dari negeri
sakura itu yang terkenal di Indonesia. Kita mulai dari Studio Ghibli
yang menurut Reino, bagi orang Jepang sendiri film-film Ghibli layaknya
film kebangsaan dan kamus nasional, ditonton ribuan kali, dijadikan
obrolan sehari-hari.
"I grew up with Ghibli, dulu sebelum
'Totoro', ada 'Panda! Go Panda!', ceritanya sama. Sudah kaya 'Unyil'
buat kita. Anehnya, waktu saya di Paris, ada film Ghibli tahun 70an yang
diputar di bioskop dan itu booming. Saya kaya orang dari masa depan.
Ghibli itu ada di langit ke-7, sama seperti 'Doraemon', 'Dragon Ball'."
Sebuah
pertanyaan cepat dilontarkan, pilih 'Dragon Ball' atau 'One Piece'?
Dengan cepat juga dia menjawab, "'Dragon Ball', lah. No debate,"
jawabnya sambil tertawa. "Sekarang saya lagi nonton 'Ultraman' di
Netflix. Jenius, saya sampai tulis email ke Bandai to congratulate,"
sambungnya.
Baca juga:
Reino Barack Ingin Kontribusi Banyak untuk Pendidikan Indonesia
Tumbuh
dengan berpindah sekolah dan negara, mengalami berbagai campuran
budaya, pria kelahiran 21 Juni 1984 itu tetap memegang teguh ajaran
keluarganya atas disiplin agama. Memang banyak cerita tersiar, agama
menjadi sangat penting bagi keluarga besar mereka, konon katanya,
terlihat dari bagaimana mereka selalu mengistimewakan musala di berbagai
tempat usaha Slot pulsa tanpa potongan yang dimiliki.
"Iya, itu benar. agama is one of the
most important elements di keluarga saya. Kami bisa dikatakan taat
islamnya, but rational. Bapak saya selalu bilang, jadilah orang baik
yang menganut ilmu Islam. Dulu inget banget, kalau waktunya Salat Subuh
itu selimutnya ditarik, dikelitikin, disiram air, all kind of tricks
yang penting bangun. Seperti itulah saya memulai hari," cerita Reno
sembari tertawa.
"Secara general saya dibesarkan normal saja.
Bapak figur yang menonjol, kuat karakternya, leadership, good muslim,
big hearted individual. Not only coming from me as son, tapi banyak
orang yang saya temui. Ibu saya sangat angelic, very lovely," lanjutnya
lagi.
Reino BarackReino Barack Foto: Muhammad Ridho
Kesederhanaan
Reino dalam bersikap tercermin lugas sepanjang wawancara. Tidak ada
intimidasi dari nada bicaranya, walaupun kita sama-sama tahu bahwa hanya
orang dengan privilese ekonomi yang bisa menjalankan. Padahal, tidak
sampai 1 menit, hanya dari internet, siapapun dapat mengetahui bahwa
Reino Barack adalah seorang konglomerat.
"I feel like a normal
person. Okay, kita talking about facilities itu soal materi di dunia
ini. Tapi menurut saya, apa yang seharusnya dipikirkan, mengapa orang
selalu menghubungkan uang sebagai lambang kesuksesan? Padahal
sebenarnya, orang yang kaya itu apabila dia sudah memiliki hal yang uang
tidak bisa beli. Misalnya, waktu, kebahagiaan. Karena banyak hal yang
sepatutnya membuat kita bahagia itu free. Orang bahagia belanja berapa
menit sih? Berapa jam, berapa hari?"
"Kita talk real ya, misalnya
waktu saya 12 tahun berangkat ke Swiss, mana kita ngerti itu privilese.
School fee berapa, asrama, makan. Tapi ya apakah itu dikonsider sebagai
privilese? Definitely, yes. Waktu menjalankan itu yang kita nggak
ngerti, yang penting belajar, nilai bagus, orangtua senang, gue nggak
dimarahin."
"Tapi,
ya okay, mungkin saya bisa ngomong begini karena saya tidak ada di
status tidak harus memikirkan besok makan apa. Jika saya ada di posisi
sebaliknya, saya juga tidak tahu apakah saya bisa bicara seperti itu
atau tidak. Satu hal, what I'm definitely not is power hungry. Saya
tidak haus kekuasaan. Kalaupun saat bapak saya punya kekuasaan, kakek
saya, tapi itu bukan sesuatu yang kami targetkan. Itu sesuatu yang by
nature," jelasnya Reino panjang.
Dengan latar belakangnya itu,
Slot pulsa tanpa potongan kemudian menanyakan, lantas, seberapa nakal dirinya di
masa-masa sekolah dan remajanya itu?
"Ya paling berantem, saya
berantem sama orang Turki, orang Arab. But I was the Prom King di SMA,
not to brag, tapi okelah," tutupnya sembari tertawa.
Kepada Agen Idn Sports, Reino Barack juga menceritakan kehidupannya percintaannya,
sebelum dan setelah menikah. Pandangannya terhadap bisnis saat ini yang
berfokus pada dunia digital, seta apa yang ingin diwarisknya jika
meninggal nanti. Selengkapnya, tetap di Agen Idn Sports.